Upaya Global Memerangi Perubahan Iklim: Peran Sumber Energi Terbarukan
Ketika dunia semakin sadar akan dampak perubahan iklim, ada dorongan yang meningkat untuk menemukan solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi kita. Sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan air, telah mendapatkan momentum dalam beberapa tahun terakhir sebagai alternatif yang layak untuk bahan bakar fosil tradisional. Mari kita lihat lebih dekat upaya global untuk memerangi perubahan iklim melalui penggunaan sumber energi terbarukan. Sebelum membaca lebih lanjut yuk mampir ke ALADDIN138
Kebutuhan Energi Terbarukan
Penggunaan bahan bakar fosil tradisional, seperti batu bara, minyak, dan gas, telah menjadi kontributor utama peningkatan emisi gas rumah kaca, yang merupakan salah satu pendorong utama perubahan iklim. Untuk mengatasi masalah ini, ada kebutuhan mendesak untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Di sinilah energi terbarukan masuk.
Sumber energi terbarukan adalah energi yang diisi ulang secara alami dan dapat dimanfaatkan tanpa menghabiskan sumber daya alam. Tidak seperti bahan bakar fosil, sumber energi terbarukan tidak mengeluarkan gas rumah kaca atau polutan lain yang merusak lingkungan. Akibatnya, mereka dipandang sebagai solusi utama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim.
Upaya Global untuk Mempromosikan Energi Terbarukan
Transisi ke sumber energi terbarukan telah menjadi upaya global, dengan negara dan organisasi di seluruh dunia mengambil langkah untuk mempromosikan dan mengadopsi solusi energi bersih. Perjanjian Paris, yang ditandatangani pada tahun 2015 oleh 195 negara, merupakan perjanjian penting yang bertujuan untuk membatasi kenaikan suhu global hingga jauh di bawah 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Perjanjian tersebut mengakui pentingnya energi terbarukan dalam mencapai tujuan ini dan mendorong negara-negara untuk meningkatkan penggunaan sumber energi bersih.
Banyak negara telah menetapkan target yang ambisius untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan mereka. Misalnya, Uni Eropa telah menetapkan target untuk mencapai 32% bagian dari energi terbarukan dalam konsumsi energi akhir pada tahun 2030. China, penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, telah berjanji untuk mencapai puncak emisi pada tahun 2030 dan meningkatkan penggunaan energi non-energi. -bahan bakar fosil hingga 20% dari total konsumsi energinya.
Selain prakarsa pemerintah, ada tren pertumbuhan bisnis dan organisasi yang berkomitmen pada energi terbarukan. Banyak perusahaan besar, seperti Google, Apple, dan Amazon, telah berkomitmen untuk menggunakan 100% energi terbarukan untuk operasional mereka. Komitmen ini tidak hanya membantu mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab perusahaan.
Keuntungan dan Tantangan Energi Terbarukan
Sumber energi terbarukan menawarkan banyak keuntungan dibandingkan bahan bakar fosil tradisional. Mereka lebih bersih dan berkelanjutan, dan penggunaannya dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada sumber daya yang terbatas. Selain itu, sumber energi terbarukan dapat lebih hemat biaya dalam jangka panjang, karena tidak memerlukan biaya berkelanjutan yang terkait dengan penggalian dan pengangkutan bahan bakar fosil.
Namun, ada juga tantangan yang terkait dengan penggunaan energi terbarukan. Salah satu tantangan terbesar adalah intermittency sumber terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Sumber-sumber ini bergantung pada kondisi cuaca dan tidak dapat diprediksi, sehingga sulit untuk mempertahankan pasokan energi yang stabil. Untuk mengatasi tantangan ini, teknologi penyimpanan energi seperti baterai dan pompa hidro sedang dikembangkan untuk menyimpan kelebihan energi yang dihasilkan selama periode puncak.
Tantangan lainnya adalah biaya di muka yang terkait dengan pembangunan infrastruktur energi terbarukan. Sementara energi terbarukan bisa lebih hemat biaya dalam jangka panjang, investasi awal yang dibutuhkan untuk membangun turbin angin, panel surya, dan infrastruktur lainnya bisa menjadi signifikan. Hal ini dapat menjadi penghalang untuk adopsi, khususnya bagi negara berkembang yang mungkin tidak memiliki sumber keuangan untuk berinvestasi dalam energi terbarukan.